Jumat, 25 November 2016

KUTIPAN/QUOTES NOVEL MILEA (SUARA DARI DILAN) KARYA PIDI BAIQ

Hai-hai-hai. Kumaha damang? Ketemu lagi sama aku, pengagum Dilan-nya Milea💗 
Setelah sekian lama ga ngepost, setelah akunya sibuk melulu (nyibukin diri sih hahaha), aku bakal ngepost lagi kali ini tentang lanjutan Novel Dilan  yang judulnya Dilan#2 (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) karya Ayah Pidi Baiq yang beberapa waktu lalu pernah aku post, gimana udah baca novelnya belum? udah baper belum?

Yang bakal aku post kali ini yaitu Novel "Milea (Suara Dari Dilan). Gak kaya dua seri yang udah-udah Milea terus yang cerita, di novel ini yang cerita yaitu Dilan, ngelanjutin yang udah diceritain sama Milea, sekaligus nambahin hal-hal yang belum diceritain sama Milea dan ngebetulin hal-hal yang dianggap keliru. Nah di novel ini aku sedikit kecewa guys, bukan kecewa ke hal-hal tentang fisik (kertas, typo, cover) tapi lebih ke alur ceritanya, kecewanya lebih ke 👇👇👇👇
"KENAPA DILAN GA BALIKAN SAMA MILEA?"
"KENAPA MILEA MALAH NIKAH SAMA MAS HERDI?"
"KENAPA DILAN SAMA MILEA SALAH PAHAM?"
"KENAPA DILAN MALAH SAMA CIKA?"
"KENAPA AKHIRNYA MILEA GA SAMA DILAN?"


Lebih kecewa kesitu sih huft, tapi ya namanya juga hidup ya ga akan mulus terus. Tapi dari cerita di Novel Milea (Suara Dari Dilan) ini aku sendiri ngambil banyak banget pesan moral nya, salah satunya adalah jangan biarkan diri ada dalam perasaan prasangka terhadap orang lain, itu akan merugikan kamu dan orang lain tersebut. 

(P.s : Yang berwarna merah itu kutipan dari Dilan dan warna ungu kutipan Dilan, biru untuk kutipan selain dari Dilan&Milea) 
(P.s.s : Typo adalah unsur ketidaksengajaan semata.) 
Karena, pengalaman akan terus sepanjang waktu memengaruhi hidup seseorang. -Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Mudah-mudahan, setelah ini, kita bisa menjadi bijaksana dengan tidak mengadili masa lalu oleh keadaan di masa kini. 
-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Pokoknya, Bunda adalah sumber kenyamananku. Dia memangil kami dengan menyebut kami: "Anak Bunda", dan dia menganggap itu sebagai suatu penghormatan untuk dia menjadi bisa bilang: "Anak Bunda, mari bantu Bunda membersihkan kamar mandi."-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Sepertinya, ayah  tahu dia memiliki waktu yang sibuk sehingga merasa harus menghemat waktu yang baik untuk keluarganya. Bukan kuantitas, katanya, tapi kualitas.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku selalu berpikir bahwa aku memiliki masa kecil yang benar-benar bahagia. Aku selalu merasa tidak punya masalah apa pun dengan keadaan diriku. Dan aku menikmati masa kecilku dengan kadang-kadang percaya bahwa pohon-pohon itu bisa bicara menggunakan bahasanya sendiri.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Zaman dulu kalau kamu masuk SMP, SMA, atau kuliah akan diwajibkan ikut penataran P4 terlebih dahulu. Biar kalau ada nenek-nenek yang mau nyebrang jalan, kamu jadi punya kesadaran moral untuk segera membantunya, dan lalu kecewa karena ternyata dia itu adalah nenek sihir.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Orang-orang baik itu bilang, kita semua anak nakal. Kita gak pernah bilang mereka anak nakal. Otak mereka itu pikirannya negatif terus, ya? Mana? Katanya baik?"-Dilan 

"Aaah, bukan geng motor yang harus dibubarin,"  
"Yang harus dibubarin itu, pokoknya siapa aja yang jahat, siapa aja yang kriminal." 
-Dilan (Milea (Suara dari Dilan)) 

"Kalau dia bilang 'Anjing' ke kamu, ya harus kamu gigit dia," 
"Kan, kata dia juga kamu anjing. 
"Kalau dia bilang 'Monyet' ke kamu, ya harus dicakar. Kata dia juga, kan, kamu monyet,"  
-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Hendaknya, orang mengerti, ini adalah hidupku, dan aku bisa baik-baik saja dengan itu. Kepercayaan diriku justru tumbuh di jalanan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku bisa mengidentifikasi diriku dengan banyak bergaul bersama aneka macam orang di dalam suatu keadaan tanpa ada orang yang mendikteku.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku tahu dalam hatiku bahwa jika aku tinggal di mana ada orang yang mendikteku, hidupku justru akan selalu menjadi pemberontakan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Bunda percaya ke kamu," 
"Menurut Bunda, kamu anak yang cerdas." 
"Bunda gak ngelarang kamu main sama siapa pun," 
"Bunda gak akan ngekang kamu karena Bunda percaya kamu gak akan kebawa-bawa mereka."  
 -Bunda (Milea (Suara dari Dilan))

"Setiap Bunda denger kamu berantem, Bunda yakin bukan kamu yang duluan," 
"Tapi, Bunda gak suka kamu berantem." 
-Bunda (Milea (Suara dari Dilan))

Menurutku, dia adalah sejenis ibu yang mudah merasuk ke dalam hati anak-anaknya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Ya, kalau misal kamu nakal, buat Bunda gak masalah. Selama kamu nakalnya itu menyenangkan orang banyak. Selama nakalnya itu enggak bikin rugi orang. Enggak ngerugiin diri kamu juga. Enggak ngerugiin hidupmu, agamamu, masa depanmu. Gak apa-apa buat Bunda. Bunda gak mau ngekang kamu. Buat Bunda terlalu mengekang juga engga baik."-Bunda (Milea (Suara dari Dilan))

"Bunda ngebebasin kamu itu karena Bunda percaya. Bunda percaya kamu tau batasnya. Kalau enggak percaya, mana akan Bunda bebasin."-Bunda (Milea (Suara dari Dilan))

Pada dasarnya, aku lebih menikmati periode waktu untuk hidup dalam damai dengan siapa pun. Tapi jika benar-benar harus berantem, kami adalah orang-orang yang siap untuk menang ataupun kalah.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Kami adalah orang yang akan saling mendukung atas nama solidaritas ketika menghadapi apa pun, atau siapa pun.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Di jalanan, aku merasa seperti tidak sedang sekolah, tapi aku mendapat banyak pelajaran. Pengalaman kerasa sangat nyata di dalam memberi aku banyak pelajaran.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku belajar untuk tidak menyerah atau berputus asa dan selalu menjadi diriku sendiri. Kukira, aku tidak akan menjadi bagaimana diriku tanpa pengalaman-pengalaman yang aku dapatkan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Atau gini, mudah-mudahan kamu bisa ngurus hidupmu sendiri daripada harus repot mengurus kehidupan orang lain.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Tenang, kami tidak akan menggangumu, kecuali kamu duluan yang melakukan hal itu. Semoga, kedamaian dilimpahkan kepadamu dan juga kepada kami sekaligus.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Sedangkan sekolah, jika aku merasa cukup senang untuk ada di sana, tapi lebih karena aku yakin akan bertemu dengan teman-temanku.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku tahu bagaimana rasanya duduk di kelas dan merasa diriku sangat konyol di antara deretan orang-orang yang ngantuk, menguap tidak berdaya, tanpa ada pahlawan yang akan datang membantu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Ada hal-hal yang kita harap akan berbeda, tapi nyatanya dari hari ke hari belajar di kelas itu sama saja.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Waktu itu, aku setuju dengan yang lain bahwa Milea Adnan Hussain itu cantik, dan aku percaya ada hal indah lagi dari apa yang bisa kulihat selain ari rambutnya yang panjang dan tebal pirang alami.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Yang kemudian aku pikirkan adalah: Seolah-olah dia sengaja, datang ke Bandung hanya dengan tujuan untuk menjatuhkan hatiku. Jika benar begitu, tidak bisa tidak, aku merasa harus menghadapi cobaan itu dengan bermodalkan uang saku sekolah.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Sejauh yang aku tahu, dia selalu menampakkan dirinya dalam cara yang baik, bahkan ketika sedang makan Kupat Tahu gak enak di kantin sekolah.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dia berjalan dengan postur yang baik dan dengan pakaiannya yang cocok, bahkan aku yakin dia akan tetap indah meskipun tidak berpakaian.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dengan sikap bahagianya, dia bisa nerima orang yang hidupnya tidak serius dan juga sekaligus tidak merasa aneh oleh hal itu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Menurutku, dia bisa membuat percakapan jadi menarik untuk diajak bercanda bersama-sama dan selalu bisa menjadi orang yang mau meladeniku, seolah-olah dia sedang memberi kesempatan kepadaku untuk berbicara apa saja. Dan, ketika dia ketawa, itu hanya akan membuat aku ketawa juga.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Kukira, dia adalah salah satu jenis manusia yang sudah merasa nyaman jadi dirinya sendiri sehingga menjadi tidak perlu lagi mencoba untuk menjadi orang lain.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dia bukan gadis yang harus nampak mewah agar dilihat keren oleh isi dunia, dan tidak merasa harus memiliki apa-apa yang tidak dia butuhkan hanya agar bisa sama dengan yang lain.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Saat itu, masing-masing merasa sangat dimaui, merasa sangat diterima dan membiarkan diri dikuasai oleh harapan untuk mencapai kesempurnaan di dalam berpacaran. Masing-masing merasa layak bahagia dan hanya selalu ingin berdua.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Saat itu, aku pribadi tidak tahu apa lagi yang aku inginkan, barangkali hanya ingin oksigen dan tetap bernapas agar bisa bersamanya setiap saat. Juga, ingin bensin gratis dari Pertamina, untuk bisa mengajak Lia jalan-jalan keliling Kota Bandung.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Bagiku, Lia adalah perempuan yang memiliki semua yang aku sukai. Aku suka ketika dia ada. Aku suka ketika dia ketawa. Aku suka ketika dia tersenyum. Aku suka ketika dia bicara. Aku suk ketika dia memelukku di atas motor. Aku suka ketika dia mampu meladeniku bicara.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku senang berpikir tentang Lia yang bisa nerima aku bukan idola, tapi cuma hamba Allah yang waktu SD kelas 5 pernah punya ikan cupang yang diberi nama Moci.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku gembira berpikir tentang Lia yang bisa nerima aku bukan Superman, tapi cuma siswa SMA kelas 2 yang rumahnya di Riung Bandung.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku senang ada mereka. Mereka adalah kawan-kawanku, barometerku, yang bisa membantuku menjalani kehidupan sebagai seorang remaja di muka bumi.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Serius, jika dunia ini luas, tapi sebenarnya sempit juga enggak apa-apa, asal dipenuhi oleh mereka.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Itu Bandung kami, tempat lahir kami. Jangan diacak-acak."-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Kamu tahu, Lia belum resmi jadi pacarmu. Dia masih bisa bebas dengan siapa saja mau pergi."-Dilan 

Oke. Kalau aku jangan cemburu, mungkin ku hanya merasa kecewa!-Dilan

"Mengapa kecewa? Kalau kamu kecewa, itu enggak adil buat Lia karena Lia bukan pacarmu, dia bisa pergi dengan siapa pun selain dirimu, bahkan tanpa harus bilang kepadamu."-Dilan 
Oke.

"Dan, jangan bodoh dengan berpikir Lia tidak boleh bergaul dengan yang lain dan hanya harus dengan dirimu."-Dilan 
Oke.

"Ingat, Lia bukan pacarmu, dia hanya orang yang dekat denganmu."-Dilan 

"Lia, aku rindu."-Dilan 

Meskipun, perasaan cemburu itu normal di dalam suatu hubungan, aku tidak ingin terjebak oleh itu karena aku sangat benci merasa cemburu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dan, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan untuk dimaafkan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Aku tidak cemburu. Dia adalah bagian dari diriku. Dia adalah teritorialku, wilayah yang sudah menjdi milikku."-Dilan 

"Pokoknya, jam sembilan malam, kamu harus sudah ada di rumah," 
"Jam sebelas aja, ya?""

"Kata aku sembilan, sembilan." 
"Kalau sembilan lebih satu menit?" 
"Ya, boleh." 
"Kalau jam sembilan lebih 800 menit? 
"Emangnya ngapain, sih, malam-malam keluar?" 
"Ngecek buah-buahan," "Manis enggak." "Jangan sampai manusia kecewa pas makan buah, buahnya pahit," 
"Mending kamu di rumah. Ngerjain yang berguna." 
"Kan, ngecek buah-buahan juga berguna?" 
"Kamu pantas jadi kelelawar." 
"Dulu, aku pengen jadi macan." "Terus, kata nenekku gak mungkin aku jadi macan," 
"Apa ini? Dongeng?" 
"Kata nenekku, aku pantasnya jadi cucu dia."

"Terus, aku bilang ke Nenek, gak mau, takut diminum sama Nenek." 
"Kok, diminum?" 
"Iya, karena, kan, pagi-pagi Nenek minum cucu."

"Pokoknya, jam sembilan!" 
"Siap grak, Nyonya Dilan!" 
"Terus, kamu harus tau ya, kalau cucu itu buat adek-adek. Kalau buat nenek-nenek, susu." 
"Kalau susu, buat kakek-kakek." 
"Kenapa?" 
"Kan, kakek-kakek gak punya susu. Nenek-nenek mah gak usah, udah punya." 
"Ha ha ha."

"Aku gak suka orang merokok." 
"Bagaimana kalau orang yang merokok itu gak suka ke kamu?" 
"Biarin." 
"Gimana kalau orang yang merokok itu juga ngejawab: Biarin?" 
"Apa, sih, enaknya merokok?" 
"Enakan sama kamu," 
"Sama kamu yang enggak marah-marah. Sama kamu yang suka ketawa."

"Kamu merokok, ya? 
"Enggak." 
"Ini bau rokok." 
"Teman-teman pada merokok, asapnya dikeakuin." 
"Biar apa?" 
"Biar dimarah kamu, katanya."

"Maaf, aku suka marah ke kamu," 
"Iya, harus ke aku marahnya. Masa, kamu marah ke pacar orang? Kamu juga, kan, punya." 
"Kenapa kamu gak pernah marah ke aku?" 
"Aku pasti marah ke orang yang berani marahin kamu. Masa, aku sendiri marahin kamu."

"Kau lihat, kalau cuma cantiknya doang, di sana juga banyak," 
"Tapi, yang mau ke aku cuma kamu," 
"Kan, Susi mau ke kamu." 
"Susi pasti ingin jadi kamu." 
"Kenapa?" 
"Biar aku mau ke dia."

Tentu saja, tiap orang akan melakukan yang dia suka untuk dirinya. Barangkali, aku juga begitu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Hidupku adalah ceritaku. Diriku adalah diriku, baik ketika sendiri atau ketika bersama orang lain. Aku tidak tertarik untuk mengubah seseorang agar sama dengan diriku, dan jangan ada yang tertarik untuk mengubah diriku agar sama dengan dirimu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"PMDK, tuh, singkatan apa?" 
"Pemadam kebakaran," 
"Praja Muda Karana," 
"D-nya?" 
"Cuekin aja." 
"Ha ha ha. Anjing!" 

"Aku dimarah." 
"Enggak dikerjain PR-nya?" 
"Udah. Dikerjain." 
"Kenapa dimarah?" 
"PR, kan, Pekerjaan Rumah, ngapain dibawa ke sekolah?"  
"Masa, nyuci piring di sekolah? Itu, kan, pekerjaan rumah," 

"Kita harus berterima kasih ke pahlawan," 
"Tanpa mereka, Indonesia gak akan merdeka," 
"Iya," 
"Kalau sekarang masih dijajah, aku gak akan ketemu kamu, kan, akunya gerilya ke hutan." 
"Kan aku bisa nyusul." 
"Naik apa?"  
"Naik kamu."  
"Digendong?"   
"Iya! Ha ha ha." 
"Merepotkan perjuangan."

"Aku suka Bandung."   
"Aku suka Jakarta. Sudah mau ngirim kamu ke Bandung. Makasih, Jakarta."    


"Kalau punya anak, kamu mau punya anak berapa?"     
"Dua aja."    
"Hah?"     
"Kenapa?"    
"Aku maunya 3000."     
"Banyak amat?"    
"Masa, cuma dua kali?"     
"Dua kali apanya?"  
"Ha ha ha."     
"Apa? Kok, ketawa?"    
"Bikin anaknya, masa cuma dua kali?"     
"Ha ha ha."      
"Gak mau dua kali ah,"     
"Ha ha ha."    
"Kamu mau berapa kali?"     
"Aku mau punya anak semiliaaar!"    
"Biar sering?"     
"Iyaaaaaa!!!"   
"Ha ha ha."  

HAI
Kamu memiliki semuanya 
Seorang gadis di hujan September 
Tetap cantik meskipun bersin! 
Tapi harus kamu yang mau ke aku 
Seorang lelaki bergerak di atas tanah 
Otaknya lebih besar dari simpanse 
Semua milikmu untuk siapa, Nona? 
Untuk dia yang bisa membuat kamu senang 
Karena dia yang aku maksud adalah aku 
Jadi mari kita kerja sama 
untuk sebuah rencana asmara.


Memang dia itu berharga sehingga wajar kalau tidak mudah untuk bisa kudapatkan.


 KEKUATAN
Kalau kamu adalah kekuatan, aku adalah Dilan 
Kamu sudah masuk ke mataku, meskipun aku ngantuk 
Masuk lebih jauh semakin membantuki 
Itu membuat darahku jadi berani kepadamu 
aku ingin tenang membawamu kalau kau mau 
berdua bersama kerak telor gratis 
Kamu boleh pilih di Dago atau di Sorga

Orang yang kita sukai biasanya akan tersentuh oleh hal yang mengejutkan dan sekaligus menyenangkan sehingga sebuah hadiah bukan semata-mata soal hadiah, tetapi lebih jauh dari itu mampu menunjukkan adanya usaha sebagai bentuk perhatian yang sungguh-sungguh.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Kalau aku mau ke kamu, terus banyak juga yang mau ke kamu, berarti aku bener," 
"Benernya?" 
"Iya, kalau aku mau ke kamu, terus orang-orang, seluruh dunia, gak pada mau ke kamu, jangan-jangan aku salah milih." 
"He he he."

Urusanku adalah memikirkan diriku sendiri. Memikirkan bagaimana bisa membuat Lia senang. Persaingan hanya akan melahirkan perasaan cemas dan melemahkan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


"Aku masih ingin bersamamu jika kau mau, Lia."-Dilan

 SAYA DAN DIA
Kalau saya adalah ini, yang membuat senyummu 
Maka dia adalah orang lain yang membuat air matamu 
Jangan marah kepadamu yang sudah membuat  
lingkungan jadi indah, tenteram, dan damai. 
Siapkan 
Sekarang, kamu ingin siapa 
yang datang menghiburmu? 
Kepala Sekolah membawa risoles dari kantin? 
Menteri Pendidikan membawa kunci jawaban? 
Malaikat membawa buah-buahan dari sorga? 
Pengusaha Muda membawa yang harum pewangi? 
Ahli nujum? Tukang pijit? Tentara? Penari? 
Atau saya saja yang datang membawa kata-kata pilihan 
Saya akan senang mengatakannya dan kamu senang 
Jangan nangis, nanti kamu sakit kepala, 
Ada yang perlu saya bantu? 


Menurutku, Lia itu seorang yang harus dilindungi dari orang yang memperlakukan dia seperti orang bloon yang tidak tahu apa-apa. Lia itu semacam orang yang ingin dibiarkan menjalani hidup dengan suasana yang luwes, lancar, dan orisinil. Dikasih sedikit campuran Rock 'n Roll tetapi yang Lillahita'ala.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Sini, aku ramal," 
"Hmmm...," 
"Kamu pasti suka rindu," 
"Ke siapa?" 
"Ke Kand Adi." 
"Enggak!!!" 
"Hmmm, bentar," 
"Aku rindu ke kamu," 
"Ha ha ha. Jangan kasih tau ini masih dibaca tangannya." 
"Lama, sih" 
"Ha ha ha. Sabar." 
"Tangan ini pernah mau diramal sama monyet, tapi gak jadi karena kamunya gak mau dipegang," 
"Iyaaaaaa!!!"


"Aku mau kamu," 
"Aku emang buat kamu,"


Aku sering merasa menjadi pacar yang bermartabat ketika aku melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga dirinya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Aku ingin menjadi orang yang diandalkan olehnya dan itu cukup masuk akal. Aku juga ingin dibutuhkan olehnya, sama sebagaimana aku membutuhkan dirinya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


"Kata Si Yugo, orang Indonesia itu kurang berpendidikan." 
"Kenapa emang?" 
"Gak tau. Dia bilang, orang Eropa itu kalau buang sampah gak sembarangan." 
"Oh, gitu?" 
"Iya. Katanya, orang Eropa itu disiplin. Mau sabar buat antri." 
"Iya keren, buang sampah gak sembarangan. Tapi, menjajah." 
"Hahaha."


"Kalau, mengapa anak muda pergi ke danau, bahasa Inggris-nya apa? 
"Apa?" 
"Mengapa anak muda pergi ke danau, bahasa Inggrisnya apa?" 
"Apa, ya?" 
"Why young go lake." 
"Kok, Wayang Golek. Apa? 
"Iya, kan?" 
"Kalau bahasa Korea-nya minta disun?" 
"Mmmm...." 
"Gak bisa bahasa Korea," 
"Sun Dong Yang," 
"Ha ha ha."


Bagiku, Lia seperti memiliki semua kegembiraan yang aku butuhkan. Lia, kurasakan punya banyak kualitas yang aku inginkan. Aku suka cara dia bicara. Aku suka cara dia ketawa. Aku suka cara dia bilang rindu. Aku suka cara dia memelukku. Aku mungkin bisa mendapatkan hal yang sama dari orang lain, tetapi aku hanya ingin dengan Lia.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Waktu SMP, kamu diwajibin nonton film G 30 S PKI, gak?" 
"Iya, tapi akunya tidur di bioskop. Jadi aja gak tau singkatan G 30 S PKI." 
"G 30 S PKI? Gerakan 30 September, kan? Masa, Dilan gak tau?" 
"Kukira, G-nya 30?" 
"Kok?" 
"P3K, kan, P-nya tiga. Kalau G 30 berarti G-nya 30." 
"Oh, iya," 
"Ha ha ha." 
"Kalau P3K singkatan dari apa?" 
"P3K itu, Pertolongan Pertama Padahal Kedua." 
"Bohong, dong?"


Aku pacarnya Lia, dan Beni hanya mantannya. Apa yang harus aku risaukan jika aku yakin Lia akan lebih suka kepadaku yang tidak pernah mengekangnya, yang tidak pernah berkata kasar kepadanya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


"Aku bilang apa coba ke Beni soal kamu?" 
"Bilang apa?" 
"Pacarku." 
"Wow." 
"Iya." 
"Apa katanya?" 
"Aku gak mau bahas." 
"Kenapa?" 
"Karena..." 
"Kenapa?" 
"Karena, gak penting dibahas." 
"Dia kecewa?" 
"Aku yang kecewa." 
"Karena?" 
"Kenapa harus sama Beni dulu, kenapa gak langsung sama kamu?" 
"Maunya sama aku dulu, terus sama Beni?"


 JUMAT SORE
Rindu sudah sampai ke kepala, 
menyerang jantung dan sampai usus. 
Aku dalam keadaan darurat, 
Hai, Scooby-Doo, jangan bercanda 
Bisakah aku bertemu dengan Lia? 
Memberi aku tempat berlindung 
Dari godaan sunyi yang terkutuk


"Kau tau siapa orang yang paling aku sukai di dunia?" 
"Siapa?" 
"Aku." 
"Karena?" 
"Aku suka ke aku yang bisa bertemu denganmu," 

"Kamu tau siapa yang paling aku sukai di dunia?" 
"Siapa?" 
"Kamu," 
"Karena?" 
"Karena?"  
"Karena bisa bertemu denganku." 
"Ha ha ha."


Aku merasa senang. Sangat senang, seperti segala sesuatu akhirnya mampu meyakinkan diriku bahwa dunia ini menyenangkan dan Lia adalah keindahan Indonesia.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Memang akan begitu, akan selalu menjadi hal penting di dalam perasaan seorang perempuan untuk membantu pacarnya tumbuh menjadi apa-apa yang sesuai dengan harapannya, yang sesuai dengan keinginannya, dan menjauh dari apa-apa yang akan merusak kehidupannya. Aku mengerti.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Ah, sendirian di tengah suara hujan, suasananya semakin membuat aku merasa kacau. Aku memproses banyak perasaan pada waktu yang sama. Aku merasa seperti kehilangan kekuasaan atas diriku sendiri. Meskipun, aku tahu ini bukan akhir dunia, tetapi hatiku sedang kurasai berantakan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Terserah kamu, mau gimana hidupmu. Aku capek,"-Milea(Milea (Suara dari Dilan))

Itu adalah kamarku, satu-satunya tempat di mana aku bisa menjadi diriku sendiri.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
SAMA-SAMA BAYI 
Aku di mana waktu kamu masih bayi? 
Aku ingin menjagamu. Tapi, tapi, 
aku juga masih bayi waktu itu 
(Dilan 1991)

HARI LIA 
Pagi untuk Lia. 
Siang untuk Lia. 
Sore untuk Lia. 
Malam untuk Lia. 
Aku gak mau istirahat  
(Dilan 1991) 

Dia benar-benar seperti rindu yang terus tumbuh untukku di setiap situasi.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

UNTUK LIA 
Jeruk sudah dikupas, tetapi belum kumakan, 
karena aku nunggu Lia. 
Segelas lemon tea, untuk berdua,  
aku menunggu kapankah Lia tiba. 
Dan kaus kaki, masih baru, jangan sampai 
Lia merasa kedinginan. 
Jangan kuatir, jaketnya adalah aku sendiri, untuk Lia! 
(Dilan, 1991)


"Yaaaaa, dia bisa deket sama siapa aja. Kalau ada yang suka ke dua, ya pantes, lah. Lia kan, cantik. Malah aneh kalau gak ada yang suka ke dia."-Dilan 

BAJINGAN 
Bajingan tetap Bajingan 
harus tetap bersinar di kegelapan 
dengan semangat dan kebahagiaan! 
Jangan lupa rem dan jangan sampai salah belok 
atau lebih baik istirahat 
di sini dan baik-baik saja


"Beneran kamu putus?" 
"Beneran." 
"Bakal geger dunia persilatan."


"Kalau boleh jujur,"  
"Sejak ada Lia, maaf, Lan, kamu jadi jauh dengan kita." 
"Iya, mengerti," 
"Kamu juga berubah," 
"Berubah gimana?" 
"Saya sih, merasa kamu bukan Dilan yang dulu," 
"Maaf, Lan. Kamu gak... gimana ya? 
"Gak apa-apa. Bilang aja,"  
"Kan, udah putus." 
"Ya gak tau, pokoknya kami kehilangan kamu."


Aku tahu aku, kadang-kadang aneka macam saran sering akhirnya tidak pernah mempan, terutama saran aku sudah terbiasa mengabaikan semua peraturan dan apa yang orang katakan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku bertanggung jawab pada diriku sendiri untuk memperbaiki diri dengan caraku sendiri. Aku ingin menjadi orang untuk diriku sendiri. Menjadi pahlawan bagi diriku sendiri. Aku bukan orang yang melaksanakan gagasan dari orang lain tentang bagaimana kita harus hidup.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku ingat, aku pernah bilang kepadanya jika ada orang yang menyakitinya, maka orang itu akan hilang. Jika orang itu adalah aku, maka aku pun harus hilang.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku merasa, aku harus mampu menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa aku tidak akan langsung berhenti hidup hanya karena putus dari Lia.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Wow! 
Aku menunjukkan pada semua bahwa aku tidak merasa kena pengaruh oleh perpisahan itu dan tidak ingin kembali berpacaran dengan Lia.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Wow! 
Dan, menunjukkan diriku bahwa aku cukup kuat dan bisa tetap bahagia tanpa Lia.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Wow!

"Aku ingin ketemu kamu. Boleh?" 
"Kapan?" 
"Terserah kamu." 
"Iya, boleh. Nanti kita ketemu." 
"Kamu menghindar?" 
"Hah?" 
"Kenapa kamu menghindar?" 
"Menghindar dari siapa?" 
"Aku," 
"Enggak." 
"Maafkan aku, Dilan." 
"Kok? Maaf apa?" 
"Aku merasa kamu berubah. Aku merasa kamu menjauh. Mungkin, Lia yang salah. Maafin Lia."

"Aku ingin ketemu kamu," 
"Hayu. Kapan?" 
"Besok?" 
"Besok?" 
"Besok aku ada janji sama orang." 
"Kamu kenapa, sih?!" 
"Kenapa gimana?" 
"Kamu berubah." 
"Berubah gimana? Aku biasa aja."


Aku percaya, orang yang paling egois sebenarnya adalah orang yang paling merasa tidak aman di dunia. Menyembunyikan emosi hanya untuk terlihat seperti baik-baik saja, padahal sesungguhnya menyimpan berjuta pikiran di kepalanya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Kata Pidi Baiq, di mana pun kampusmu, itu adalah kampusmu, tetap yang terbaik, orang-orang harus tahu, semuanya adalah romantisme, sisanya adalah perjuangan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Katanya, bukan nama kampusnya yang harus dijunjung tetapi ilmu pengetahuannya yang harus disebarkan. Ini menjadi bukan tentang apa yang kau miliki, tetapi tentang apa yan kau lakukan, di mana pun kau berada!.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


Terima kasih untuk semua orang yang sudah meninggalkan kenangan! Kami mungkin bukan anak-anak yang baik, kami mungkin anak-anak yang nakal, tapi setiap diri kita berada di dalam cerita yang sama, untuk seperti mengambang di udara ketika mengenang semuanya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku suka ayahku, aku menghargai dirinya di kehidupan yang ini dan juga di kehidupannya yang nanti! -Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Ayah, Pahlawanku, yang mengalir di pipiku ini adalah air mataku. Air mata Dilan. Bukan titipan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku hanya ingin menjadi mantannya yang bisa lebih bijaksana daripada harus mengabaikannya sama sekali. Hal terpenting bagiku adalah aku merasa bertanggung jawab untuk mendotong kembali pada hungungan antara aku dan dia sebagai manusia yang bebas bersahabat dengan siapa pun.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Mudah-mudahan aku bisa membedakan mana asmara dan persahabatan. -Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Apa kabar?" 
"Belum ada kabar." 
"He he he ...." 
"Nanti aku kasih tahu kalau sudah ada kabar ...." 
"Kemaren seneng ketemu kamu di rumah Bu Rini." 
"Aaah, kan?" 
"Kan, apa?" 
"Sama, kan? Aku juga senang." 
"Aku gak tau harus ngomong apa waktu itu. Bingung tapi gak tau bingung kenapa. Gak ngerti. Kesel tapi gak tau kesel kenapa. Aku ...." 
"Kenapa, Lia?" 
"Aku rindu kamu, Dilan." 
"Aku sedih lihat kamu naik motor di Jalan Buahbatu," 
"Kapan?" 
"Sepulang dari pemakaman Bu Rini." 
"Oh." 
"Ingat zaman dulu." 
"He he he ...." 
"Dulu kita sering berdua di motor ya, Dilan?" 
"Iya. Lia." 
"Di Jalan Buahbatu." 
"Iya." 
"Kamu rindu?" 
"Iya, Lia. Aku rindu," 
"Benar kata kamu, rindu itu berat,"


"Geng motormu masih, Dilan?" 
"Sudah gak aktif. Panglima Tempurnya sekarang bukan aku lagi," 
"Siapa?" 
"Ada. Anak SMA." 
"Anak SMA kita?" 
"Bukan." 
"Dia menyenangkan seperti dirimu?" 
"Aku gak tau." 
"Dia mengajak kenalan cewek dengan bilang mau meramal?" 
"Ha ha ha." 
"Dia ngasih hadiah ulang tahunnya TTS yang sudah diisi?" 
"Ha ha ha." 
"Dia siap berantem untuk pacarnya?" 
"He he he."


"Kamu gak apel? Ini kan, malam Minggu," 
"Sudah, Lia. Ini baru pulang," 
"Hmmm. Bagaimana kalau dia nelepon, terus teleponnya nada sibuk terus karena dipake?" 
"Dia sudah tidur. Tadi aku nelepon dia dulu."


Aku dan Lia betul-betul telah menjadi korban salah duga selama ini. Dan kami akhirnya saling tahu, tetapi semuanya sudah terlambat. Kemudian kami tidak tahu apa yang harus dilakukan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku tidak yakin siapa yang salah. Bisa jadi dua-duanya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Prasangka memang selalu akan menjadi beban yang membingungkan dan mengancam masa depan untuk membuat semuanya berjalan kacau.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Prasangka, betul-betul bisa memengaruhi keyakinan. Memengaruhi persepsi dan menimbulkan pikiran negatif.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


Jadilah diri sendiri. Masa lalu adalah masa lalu, tak usah dihindari atau kat tolak. Masa lalu akan menjadi penasihat yang baik. Tak ada gunanya kau sesali. Biarlah itu hadir sebagai aliran yang membawamu pergi ke tujuan yang lebih baik.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Terimalah kenyataan, dan terus hidup dengan melakukan apa yang benar dan menyenangkan. -Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Percayalah, dalam perasaan cinta dan kasih sayang semuanya akan menjadi adil, semuanya akan menjadi indah. Berbeda hasilnya dengan jika kamu benci, berbeda hasilnya dengan jika kau dendam.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


"Bunda punya mantan?" 
"Mantan Bunda ya, ayahmu itu!" 
"Oh, iya ...." 
"Udah Almarhum. Tapi Bunda selalu berdoa untuknya ...." 
"Iya. Sama." 
"Berdoalah juga untuk Lia. Dia harus bahagia. Lia harus senang dengan siapa pun dia sekarang ...." 
"Setuju, Bunda."



"Gimana ya. Menurut Remi sih, kalau udah nyangkut-nyangkut perasaan, cowok itu emang manusia yang paling gengsian sedunia,"-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))

"Kalau cowok udah gengsian, jatuh-jatuhnya jadi sombong,"-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))

"Sedangkan cewek itu, punya rasa malu mau nyatain duluan. Jadinya ya gitu. Kasarnya mah jadi pada munafik,"-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))


"Cewek cuma bisa nunggu, Dilan."-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))


"Lia bisa aja ngerasa, kalau ngejar-ngejar Dilan, takutnya dibilang cewek murahan,"-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))


"Lia tuh nunggu kamu, Sayang. Lia tuh nunggu kamu ngajak balikan. Udah kodratnya cewek tuh cuma bisa nunggu."-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))

"Cowoknya yang harus ngerti."-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))


"Gini ya, Dilan. Buat cewek, harga diri itu segalanya."-Remi Moore(Milea (Suara dari Dilan))


Aku bukan orang yang mudah membuang seseorang apalagi orang itu adalah Milea Adnan Hussain.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku merasa sudah menjadi orang yang menjengkelkan untuk pernah membiarkan Lia menunggu aku menghubunginya tetapi tak kunjung tiba.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku merasa sudah menjadi orang yang menyebalkan dengan caraku mengabaikan Lia hanya disebabkan oleh karena aku percaya pada kabar burung yang tidak bertanggung jawab.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
Aku tidak ingin meninggalkan rasa bersalah untuk mengakhiri hubunganku dengan Lia. Aku ingin perpisahan dengannya dengan cara yang baik-baik. Tidak meninggalkan masalah yang akan terus mengganjal di dalam pikiran masing-masing.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Apa yang benar-benar ingin aku katakan adalah bahwa aku minta maaf sebesar-besarnya. Aku bertanggung jawab penuh atas apa yang telah aku lakukan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Aku menyadari hujan gerimis sedang turun di luar. Kesunyian merayap di atas diriku. Aku merasa sedang merindukan semua hal yang aku ingin semuanya langsung ada, tetapi kemudian aku tahu kenyataan tidak seperti yang aku inginkan, membuat rasa yang diam, tanpa tujuan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

DI MANA 
Aku rindu. 
Dilan, kamu di mana, Dilan? 
Sini!!! 
(Milea Adnan Hussain, 1991)

Jika puisi itu adalah hatinya, yang sedang berbicara kepadaku, kata-katanya telah membuat aku merasakan kesedihan dan dirundung oleh rasa bersalah karena sudah menjauh dari dirinya di saat mana dia sangat membutuhkan aku saat itu. -Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Merasa diabaikan bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan baginya, dan dia masih saja bersikap baik kepadaku. Tetapi itulah Milea Adnan Hussain. Aku kagum.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


JAUH 
Apakah kamu rindu? 
Aku di sini, Dilan. 
Jauh. Jauh. 
(Milea Adnan Hussain, 1991)


"Aku belajar puisi darimu, tapi gak sebagus kamu," 
"Bagusan kamu, Lia." 
"Aku rindu puisi-puisi kamu." 
"Oh. Aku banyak bikin puisi buat kamu..." 
"Waaaah! Aku ingin baca." 
"Nanti aku kirim ya?" 
"Beneran?" 
"Beneran." 
"Aku senang...."

(Setelah pulang dari Pangandaran) 
OLEH-OLEH KHAS 
Pada suatu hari di tahun 1991, 
aku mengunjungi tempat-tempat kenangan 
yang masih alami. 
Dan mengenang kejadian-kejadian 
khas tradisional dirinya. 
Aku membeli banyak oleh-oleh 
yang bersangkut paut dengan dirinya 
untuk suatu hari nanti aku akan merasakannya  
sendiri di sini 
untuk suatu hari aku akan memikirkannya sendiri 
di kamar 
ketika semuanya menjadi sebuah kenang-kenangan. 
Tunggu, aku kembali! 
(Dilan, 1991)


PENELITIAN 
Menurut hasil penelitianku sendiri 
kecepatan rindu menjadi sangat tinggi 
dari waktu ke waktu menjadi lebih kuat 
menjadi lebih cepat dari kecepatan cahaya 
untuk memasukan sebagian besar dirimu 
ke dalam kepalaku! 
(Dilan, 1991)


(Setelah membaca majalah yang membahas Einstein) 
KESALAHAN ALBERT EINSTEIN 
Albert Einstein melakukan kesalahan 
Kalau ingin benar-benar sama dengan diriku 
Dia tidak memilihmu menjadi kekasihnya 
sehingga dia tidak bisa sendirian di kamar 
Dan ingin bertemu denganmu! 
(Dilan, 1991)


(Setelah membaca buku "Sang Nabi" Kahlil Ghibran) 
AKU KAHLIL GIBRAN 
Sebenarnya ada banyak yang harus dipelajari 
dari Kahlil Gibran 
Segala sesuatu yang aku baca semuanya 
memiliki hal tentang dirimu 
Jadi itulah yang terjadi pada suatu hari 
Ketika aku merasa menjadi Kahlil Gibran! 
(Dilan, 1991)


(Setelah membaca buku diktat Fisika tentang Cahaya) 
MENEMBUSMU 
Setiap hal ketika aku menunggumu 
waktu berjalan menjadi lebih lambat untukku: 
Malam berjalan lebih lambat, 
siang berjalan lebih melambat, 
Jam dinding bergerak lebih lambat, 
usia bertambah lebih lambat 
Di saat mana jantungku berdetak lebih cepat 
melebihi kecepatan cahaya 
oleh keinginan bertemu denganmu 
(Dilan, 1991)


(Setelah membaca buku diktat Fisika) 
JARAK DAN WAKTU 
Teoriku tentang Gerak Lurus 
Gerak lurus menjadi berubah tidak beraturan 
apabila gerak lintasannya berupa menjadi  
garis tidak lurus 
Itu seperti aku yang bergerak mencari kecepatan 
Sekarang berapa jarak yang harus aku tempuh 
berapa waktu yang aku butuhkan 
untuk bisa bertemu denganmu? 
(Dilan, 1991)


"Dilan?" 
"Iya, Lia. Aku denger." 
"Dilan?" 
"Iya? Kenapa?" 
"Enggak. Aku suka aja nyebut nama kamu,"


"Sekarang kamu yang cerita...." 
"Cerita apa?" 
"Cerita kamu pacaran, sama pacar kamu sekarang." 
"Harus?" 
"Aku ingin tau. Pasti rame. Pasti dia senang," 
"Mudah-mudahan...." 
"Namanya siapa?" 
"Namanya .... bentar ya aku mau tanya dulu ke dia." 
"Kayak dulu." 
"Aku lupa namanya, ha ha ha ...." 
"Gak boleh gitu!" 
"Iya." 
"Kamu masih inget siapa namaku?" 
"Namamu?" 
"Iya ...." 
"Namamu ... bentar ya aku mau nanya dulu ke orangnya ...." 
"Coba tanya ...." 
"Oke," 
"Hai, pemakan lumba-lumba, siapa namamu?" 
"Namaku Milea Adnan Hussain!" 
"Ha ha ha ...." 
"Ayo cerita pacarmu ...." 
"Baiklah," 
"Dia perempuan." 
"Ha ha ha ...." 
"Aku bertemu dia di Bumi. Sama-sama makan nasi. Berbahasa Indonesia. Bisa baca tulis." 
"Bisa ngomong: Dilan, aku rindu ...." 
"Aku menguji dia dengan mukaku yang tidak tampan, dengan keadaanku yang bukan orang keren, apakah dia mau ke aku? Dia dinyatakan lulus, karena akhirnya mau ...." 
"Ha ha ha ...." 
"Kalau aku tampan, kalau aku keren, terus dia mau ke aku, itu sih gampang. Semua perempuan di dunia pasti bisa." 
"Dilan keren." 
"Dia yang keren, kan lulus uji ...." 
"Dia pasti senang pacaran denganmu." 
"Dia senang karena lulus ujian." 
"Ha ha ha."


Lia biasanya banyak bicara denganku. Tapi saat itu dia seperti tidak memiliki kesempatan lagi untuk energik seperti dulu. Aku yakin Lia tidak ingin begitu, tapi dia lakukan. Dia tidak menjadi 100 persen dirinya sebagaimana yang aku tahu selama ini. Hanya tersenyum samar dan bicara dengan kalimat yang sangat singkat. Dan aku sangat yakin seandainya Lia hanya berdua denganku percakapan akan mengalir seperti sungai.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Lia memandangku ketika aku melihat lurus kepadanya dan kemudian tersenyum. Lia menyuruhku untuk naik ke panggung dengan bahasa mukanya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Terima kasih kepada teman-teman, yang sudah datang. Aku senang bertemu dengan kalian, aku gak tau apakah kalian senang bertemu denganku atau tidak. Tapi mudah-mudahan senang,"-Dilan 

"Ini adalah sekolah kita, meskipun waktu kelas tiga aku tidak di sini, tetapi banyak sekali peristiwa yang aku alami bersama kalian dan tidak bisa aku lupakan kecuali aku tidur. Banyak hal yang menyenangkan, meskipun ada juga sedihnya. Tapi semuanya adalah kenangan, tapi semaunya adalah sejarah. Menjadi hadiah istimewa untuk membuat kita selalu ingin bertemu, untuk membuat kita selalu rindu ingin kembali ke masa-masa itu."-Dilan 

"Hari ini, kita bisa berkumpul lagi. Aku senang bisa bertemu lagi dengan guru-guruku. Aku senang bisa bertemu dengan semua kawan-kawanku. Aku senang bisa bertemu lagi dengan semua suasana yang dulu pernah aku dapatkan ketika masih sekolah. Jalan menujuke sekolah, lorong kelas, suara burung gereja, suara angin berhembus, toilet, perpus yang bukunya sering dicuri dan lain-lain. Aku senang bertemu dengan bunga Soka. Bunga yang indah, yang sama indahnya dengan orang yang menyukainya."-Dilan 

Aku pribadi, meski tidak punya niat untuk mendapatkan Lia kembali, sebetulnya merasa sedikit kurang nyaman bicara di depan Lia, sehingga apa yang aku katakan seperti sengaja untuk bisa didengar olehnya meskipun tidak ada niat untuk itu. Apakah aku salah?-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


"Aku rindu Bunda, rindu Disa," 
"Mereka juga pasti rindu." 
"Salam buat Bunda, Disa." 
"Salam buat Ibu, Airin, Ayah." 
"Iya."


"Aku ingin ngobrol banyak," 
"Tuh udah diklaksonin." 
"Lia pergi ya, Dilan." 
"Iya, Lia." 
"Aku rindu," 
"Iya,"



Baik buruk yang aku dapati, hidup ini berwarna. Tiap warna, masing-masing, memiliki nilai tambah. Aku harus berpikir pada hal-hal yang aku suka kalau aku ingin menjadi baik pada apa yang aku rasakan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Biar bagaimanapun aku berterima kasih kepada semua orang yang pernah bersama-sama denganku. Beberapa kali terbaikku tumbuh dihabiska dengan mereka, di sekolah, di warung Bi Eem, atau di warung Kang Ewok.
-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Meskipun aku tidak mengerti bagaimana Bumi bisa terus berputar tapi Bumi terus berputar. -Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

"Aku akan sedang berbohong jika aku mengatakan bahwa aku tidak kecewa, tapi aku tidak ingin memiliki pikiran yang buruk tentang hubungan cinta yang putus. Apa yang sudah kami lakukan adalah tetap yang terbaik. Aku hanya berpikir betapa beruntungnya aku telah mengenal dirinya. Betapa beruntungnya aku pernah bersama Milea Adnan Hussain."-Dilan 

"Lia adalah guruku. Dia benar-benar sudah membuat aku menyadari banyak hal tentang diriku sendiri. Bahkan saat pertama kali aku bertemu dengannya, aku menyadari sesuatu tentang diriku dan kemudian aku bisa meliat cukup banyak yang harus aku perbaiki dalam diriku."-Dilan 

"Dalam berbagai hal, Lia telah mendidik karakter dan kepribadianku untuk membuat diriku menjadi lebih baik di dalam menjalin hubunganku dengan orang lain setelah Lia. Aku tidak merasa harus lebih baik dari orang lain, aku hanya berusaha untuk lebih baik dari diriku yang kemarin."-Dilan

"Ketika akhirnya aku bertemu dengan Cika, aku hanya memikirkan Cika. Aku ingin dengan Cika dalam sejuta tahun ke depan, di seluruh pelosok dunia, di semua harapan dan kenyataan. Sedangkan masa lalu harus tetap tinggal di masa lalu."-Dilan 

"Membandingkan Lia dengan Cika adalah tindakan yang bodoh. Kebanyakan dari kita yang suka membanding-bandingkan adalah karena dia memiliki perasaan diremehkan atau ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya sendiri."-Dilan 

"Setiap orang berbeda, itu pasti. Manusia sempurna adalah justru yang memiliki kelebihan dan kekurangan."-Dilan 

Dan sekarang, hai Lia, di mana pun kau berada.
Kita sudah melalui banyak hal bersama-sama. Tidak bisa mengataknnya dengan tepat bagaimana sesungguhnya perasaanku untuk itu. Aku hanya selalu berpikir bahwa itu adalah waktu yang baik oleh rasa manis dari kenangan masa lalu yang begitu menyenangkan. Ruang penuh gembira telah kita buat dari waktu ke waktu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dulu, ada banyak hari ketika kita berharap bahwa kita akan selalu bersama-sama, karena kita merasa kita adalah orang yang akan saling membuat bahagia. Dulu kita sering berbicara pada berbagai kesempatan tentang angan-angan yang ingin kita raih untuk bisa dinikmati berdua. Aku ingat kau pernah bilang ingin punya rumah di bukit dan memiliki kebun sayur dibelakannya. Menanam kentang untuk digoreng dan brokoli saus keju untuk makan malamnya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))


"Jangan di bukit. Nanti longsor," 
"Ya udah. Gimana kalau rumah di pantai?" 
"Jangan. Nanti ada tsunami." 
"Kalau rumah di kota?" 
"Jangan. Nanti macet." 
"Kalau rumah di desa?" 
"Jangan. Nanti jauh kalau mau kemana-mana." 
"Jangan semua. Rumah di mana maumu?" 
"Rumah yang bisa di bawa-bawa." 
"Heh? Kamu pikir aku bekicot?" 
"Kita bikin rumah di Mars." 
"Planet?" 
"Iya. Kita akan jadi manusia pertama di Mars dan punya banyak anak." 
"Sudah kubilang, aku ingin punya anak semilyar."


Saat itu, kita benar-benar seperti memiliki seluruh kehidupan. Saat itu, dunia seolah-olah hanya dipenuhi banyak kesempatan untuk aneka macam keinginan dan kita hanya tinggal menunggu bersama keyakinan bahwa semuanya akan terwujud.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dulu, aku merasa, aku akan selamanya denganmu ketika ketawa bersama-sama. Dulu, aku merasa aku akan selamanya denganmu ketika mendengar suara napasmu saat bicara di telepon hingga sampai larut malam. Dulu, aku merasa, aku akan selamanya denganmu ketika aku merasa bahagia saat kepalamu kau sandarkan di bahuku bersama aneka macam bahan-bahan asmara. Dulu, aku merasa, aku akan selamanya denganmu ketika merasakan kesenangan bersamamu di atas motor dengan angin di rambutmu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dulu, segala sesuatu tampak indah. Sama sekali aku tidak pernah berpikir bahwa akhirnya kita harus berpisah. Sulit untuk dipercaya, tetapi itulah yang terjadi. Jika saja hal itu sederhana, mungkin tidak akan begitu menyedihkan, hingga mengalir melalui pembuluh darahku. Dan aku melihat si Bunda memiliki air mata di sarapan paginya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))
 "Bunda rindu Lia," 


Lia, di mana pun kau berada. 
Aku tahu bukan itu yang kita harapkan, tapi itu adalah kenyataan. Ini bukan hal yang baik untuk merasakan sebuah perpisahan, tapi sekarang bagaimana caranya kita tetap akan baik-baik saja setelah itu. Menerimanya dengan ikhlas, akan menjadi lebih penting daripada semuanya.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Rasa sedih jika ada, itu harus berbatas untuk memberi peluang munculnya harapan pada hari-hari berikutnya, mengejar impian dan meraih kebahagiaan bersama seseorang yang dapat menghabiskan sisa hidup kita dengannya. Mudah-mudahan kita kuat, ya Lia, sekuat Kehidupan, Cinta dan Pemahaman. Rasa sedih dan kegagalan tidak selalu berarti kekalahan.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Dan sekarang, yang tetap di dalam diriku adalah kenangan, di sanalah kamu selalu.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

Terima kasih, Lia. Terima kasih dulu kau pernah mau.-Dilan (Milea (Suara dari Dilan))

5 komentar:

Jerry mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Trimakasih😊

Unknown mengatakan...

Trimakasih😊

Hkmasrmdani mengatakan...

Terima kasih

Jerry mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.