Jumat, 28 Oktober 2016

KUTIPAN/QUOTES NOVEL DILAN #2 (DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1991) KARYA PIDI BAIQ

Mau curhat dikit, sebetulnya, sebenarnya, sejujurnya ga pernah tertarik buat baca buku yang namanya "Novel" entah dari genre apapun pokoknya ga suka, dulu pernah baca novel sampe abis itu pun karna tugas disuruh resensi novel, yakali kalo ga dibaca semua mana bisa bikin resensi kan wkwkkw 
Nah, Novel Dilan ini bikin aku tertarik buat baca novel, untuk sekarang sih lebih seneng ke novel yang bergenre remaja kaya semacem Dilan, Dear Nathan atau cerita-cerita yang di post di Wattpad. 
Aku bakal share kutipan/quotes di Novel Dilan #2 (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991), sebelumnya ada bagian Dilan #1 (Dua Adalah Dilanku Tahun 1990), dan sesudahnya ada novel Milea, Suara Dari Dilan, inshaAllah bakal aku post kutipan/quotes nya :).
Buat yang belum pernah baca dicoba deh baca tapi dari bagian #1 ya yang Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 dijamin bikin berkhayal tingkat dewa, lumayan buat nginget-nginget zaman putih abu, ya walaupun putih abu ku ga seindah putih abunya Dilan & Milea. Semoga kalian yang baca ga baper ya xD
(P.s : Yang berwarna ungu itu kutipan dari Milea dan warna merah kutipan Dilan) 
(P.s.s :Ini aku post ga runtut sama kaya yang di Novel ya) 
Saat itu, aku masih remaja dan boleh dikatakan belum dewasa, dan belum mampu menghadapi masalah dengan benar, sehingga harus maklum kalau kadang-kadang ketika berusaha menyelesaikan satu masalah justru malam menimbulkan masalah yang lainnya. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Dilan juga sama, waktu itu masih remaja, yaitu masih anak remaja yang harus dimaklumi kalau punya jiwa pemberontak dan tidak suka diatur. Yaitu, anak remaja yang masih harus dimaklumi kalau kadang-kadang tidak bisa menahan keinginannya. Yaitu, anak remaja yang masih harus dimaklumi kalau unek-unek di dalam hatinya suka berubah menjadi rasa dendam karena disimpan.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)
  
"Denger ya, Lia. Kamu harus tau, senakal-nakalnya anak geng motor, mereka juga shalat pada waktu ujian praktek Agama."-Dilan

"Kamu pikir bandel itu gampang? Susah. Harus tanggung jawab sama yang dia udah perbuat." -Dilan

Diam-diam, sebetulnya aku suka dengan pemikiran Dilan. Kau boleh tidak setuju, tapi Dilan juga berhak memiliki pendapatnya sendiri. Kamu bukan penguasa dunia, bukan Pemilik Kebenaran., jadi Dila juga berhak untuk tidak menerima pendapatmu sama sebagaimana halnya kamu juga punya hak tidak menerima pendapatnya karena Dilan juga bukan Pemilik Kebenaran.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

"Baik itu gampang. Tinggal diam, udah deh, selesai." 
"Tapi, anak nakal ngerepotin orang lain."  
"Gak ada anak nakal, reuninya gak akan rame." 
"Tanpa anak nakal, guru BP gak akan ada kerjaan. Harusnya guru BP itu berterima kasih, deh, ke anak-anak nakal."  
-Dilan

Menurutku, aku mau pacaran dengan Dilan lebih karena sikapnya kepadaku selama ini. Menurutku, dia itu memiliki kepribadian yang aku inginkan. Memiliki pemikiran yang mampu mengubah pola pikirku yang lama.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

"Kalau kamu yang sakit, aku akan curiga"  
"Kok, curiga?"  
"Curiga, sakitnya pasti pura-pura," 
"Biar aku datang menengokmu"  
 -Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Apa yang ia lakukan rasanya selalu adalah hal lain dari yang lain. Yaitu, hal yang sulit kuduga untuk selalu membuat aku merasa surprise dan merasa menjadi seseorang yang begitu istimewa, merasa menjadi wanita yang begitu dihargai.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Setiap kali di sampingnya, hatiku selalu akan senang, terutama ketika aku sedang bercakap-cakap dengannya. Dia itu selalu bisa membuat aku ketawa atau minimal cuma senyum.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

"Kalau dipecat, aku bisa datang ke sekolahmu. Tiap hari," 
"Biarin gak sekolah juga. Asal aku bisa antar jemput kamu ke sekolah. Sampai kamu lulus, sampe kamu sukses, naik haji dan mabrur."  
-Dilan

Rasanya dia selalu bisa membuat aku gembira. Rasanya, dia selalu bisa melengkapi hari-hariku. Bisa selalu membuat aku terjebak pada suatu keadaan yang lebih dari cuma sekadar rasa senang.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Aku suka cara dia peduli kepadaku. Aku suka bagaimana dia bisa membuat aku merasa aman tinggal di dunia yang katanya penuh bahaya ini.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Kata-katanya selalu akan bisa membuat perasaanku melambung. Kau bisa saja menganggap itu gombal, tetapi bagiku, hal macam itu perlu juga diungkapkan. Karena kalau benar bagimu kata-kata itu tidak penting, lalu mengapa engkau sakit hati ketika mendapat kata-kata makian? Lalu mengapa engkau tersinggung, ketika mendapat kata-kata hinaan? Bukankah makian dan hinaan itu juga sama, cuma sekadar kata-kata? mengadpa tidak kau anggaap juga sebagai omong kosong?. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)  

Ah, pokoknya ada begitu banyak hal yang aku sukai dari dia, sampai sulit kalau harus dikatakan semuanya. Memang, di antaranya ada juga yang membuat aku jengkel, tetapi tetap saja itu akan selalu bisa membuat aku tersenyum. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Ya, cinta mungkin aneh, tapi dengan orang seperti dia di dunia, menurut aku kerasa menjadi lebih asyik, kerasa lebih seru dan menyenangkan! Setiap aku bangun tidur, selalu ingin kupastikan bahwa ia masih ada di Bumi. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

"Tapi, aku gak bisa melindungi kamu dari nyamuk,"  
"Gak apa-apa. Kan, ada obat nyamuk."  
"Ternyata, Baygon lebih baik dari aku."
-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)


"Kalau ... orangtuaku melarang aku pacaran sama kamu. Gimana?"  
"Ah, gak apa-apa gak pacaran sama kamu juga, deh."  
"Asal kamunya tetep ada di bumi. Udah cukup, udah bikin aku seneng." 
-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)


Pokoknya, Dilan sudah menyalakan api dan sihir di dalam diriku untuk percaya pada adanya cinta sejati.-Milea (Dia Adalah Dilanku, Tahun 1991)

"Bilang, deh, ke si Ibu, bikin anaknya jangan dua," 
"Kenapa?"   
"Kan, cantik-cantik,"  
"Sayang kalau cuma dua." 
"Dunia butuh banyak anak-anak dari si Ibu  
-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 


"Eh, udah, dua aja, deh." 
"Apa?"   
"Itu. Si Ibu. Anaknya dua aja, deh."  
"Kenapa?  
"Biar cuma aku yang senang.  
-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 



"Bilang ke Wati, aku suka Milea Adnan Hussain,"-Dilan 

Bagiku, itu adalah skenario yang paling menakjubkan dalam hidupku, Bagaimana kemudian dia bisa mengubah pikiranku. Bagaimana kemudian dia bisa mendekor ulang dan mengubah warna hidupku.-Milea (Dia Adalah Dilanku, Tahun 1991)

"Lia susah diramal, Lia mah gak bisa diramal katanya. Harus dilamar."-Piyan 

"Jangan serius,"
"Biar Neil Armstrong aja yang serius mah."
-Dilan  

"Bukan apa-apa. Aku takut ada yang ngaku-ngaku Milea. Pas udah dirinduin ternyata palsu.Bisa kecewa gue!" -Dilan   

"Iya. Nah, waktu si Bunda nyuruh aku shalat, aku jawab aja : Bunda, jangan nyuruh-nyuruh! kerjain sendiri" -Dilan  
  
"Kalau boleh kembali lagi ke masa lalu, aku mau melakukan hal yang sama." -Dilan   

Walau tubuhku ada di situ, tetapi pikiranku terus mengembara ke Dilan. Sungguh, aku tidak pernah berpikir akan mencintai orang lain selain Dilan. Tidak pernah dalam pikiran terliarku bahwa aku ingin berpacaran dengan Yugo. Aku tahu, ada begitu banyak orang keren di dunia, tetapi aku hanya ingin Dilan. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Aku bercerita tentang Bandung. Dan ini artinya, aku langsung ingat Dilan. Jujur saja, saat aku ngobrol dengan Yugo, pikiranku terus ke Dilan. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)


Kalau 
"Kalau limun menyegarkan, kamu lebih. Kalau cokelat diisi kacang mete katanya enak, tapi kamu lebih. Atau, ada roti diisi ikan tuna berbumbu daun kemangi, kamu lebih. Kamu itu lebih sehat dari buah-buahan. Tahu gak? Lebih berwarna dari pelangi. Lebih segar dari pagi. Jadi, kamu harus mengerti, ya, aku menyukaimu sampai tujuh ratus turunan, ditambah 500 turunan lagi."
 -Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)


"Kalau aku jadi presiden yang harus mencintai seluruh rakyatnya, aduh, maaf, aku pasti tidak bisa karena aku cuma suka Milea."-Dilan

"PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi."-Dilan

"Aku ingin sekolah yang memberi tahu lebih banyak tentangmu melalui pendekatan Fisika dan Biologi."-Dilan  
"Selamat tidur, Dilan. Dilanku, Sayang. Aku rindu." -Milea

"Aku, sih, sibuk,"  
"Sibuk rindu kamu juga." 
"Sibuk mencintai kamu juga."
-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 


"Kamu mau kuliah dimana nanti?"  
"Kuliah yang ada kamunya." 
"Aku juga, mau kuliah yang ada kamunya."
"Biar apa?"  
"Biar apa, ya?" 
"Biar aku yang ngerjain tugasnya." 
"Iyaaaaaaaaaa. Hahaha"

-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 


"Aku minta izin," 
"Aku dan kawan-kawan, mau ngadain acara syukuran karena kita sudah resmi berpacaran." 
-Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)


Aku benar-benar membiarkan diriku jatuh cinta ke Dilan. Dan, aku menjadi tak terkendali untuk terus rindu kepadanya.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Dilan pulang, untuk membuat aku langsung merasa sunyi sendirian di Bumi!-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Maafkan aku, Dilan, kalau aku terlalu mencemaskan dirimu! Itu karena aku mencintai dirimu! Kamu mengerti kan, Dilan?-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

"Dilan selalu mencoba untuk bisa membuat Lia senang. Selalu bisa membuat Lia ketawa. Membuat Lia senyum. Selalu bisa membuat Lia merasa istimewa dengan apapun caranya." -Milea 

"Ketika Lia tahu Dilan jatuh cinta ke Lia, Lia memutuskan untuk menyerah kepadanya dan mulai menunjukkan kasih sayang Lia dengan sikap sebagai seorang remaja."-Milea 

"Waktu Lia takut, Dilan adalah pelindungku. Ketika Liaa merasa sendirian, Dilan adalah kenyamananku. Dilan menjaga Lia . Dilan menjaga Lia dari bahaya tanpa Lia menyadarinya. Dilan adalah pacar Lia, tetapi dia juga pengawal Lia!!" -Milea

"Dilan ada untuk Lia sebelum Lia bertanya adakah laki-laki yang bisa membuat Lia riang di Bumi. Dilan tahu rasa sakit sebelum Lia merasakannya. Dilan memahami Lia, Dilan memahami Lia lebih baik dari Lia sendiri."-Milea

Kau tahu, Dilan, setelah itu aku menangis? Kau tahu, Dilan, apa yang aku ucapkan ketika mau tidur? Kau tahu, Dilan? Aku mengucapkan "Selamat tidur juga, Dilan," Kau pasti gak akan mendengar. Tetapi, biarlah, aku hanya ingin bisa mendapatkan sensasi yang sama seperti yang dulu aku rasakan!-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991) 

Aku merasa sedih untuk pa yang hilang, tapi kupikir mungkin ada pelajaran yang bisa kita dapati dari situ. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Masa lalu bukan untuk diperdebatkan. Itu sudah bagus. Biarkan. -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Dilan, 
Kalau dulu aku berkata bahwa aku mencintai dirimu, maka kukira itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap dan berlaku tidak hanya sampai di hari itu, melainkan juga di hari ini dan untuk selama-lamanya.
Karena, sekarang aku mungkin bukan aku yang dulu, waktu membawa aku pergi, tetapi perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga ke depan! -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu! -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Dilan,
Terima kasih, kau pernah mau kepadaku. Dan kini, biarkan aku, kalau selalu ingin tahu kabarmu! -Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)

Aku rindu! Kau harus tahu itu selalu.-Milea (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)


0 komentar: